Wednesday, November 17, 2010

MENGUJI MITOS NOTO NOGORO


A. JANGKA JAYABAYA
Ramalan Jangka Jayabaya telah banyak dibuktikan kebenarannya seperti antara lain :
• runtuhnya Majapahit; Semut ireng anak – anak sapi (masuknya penjajah dari benua Eropa);
• Kebo bongkang nyabrang kali Bengawan (Belanda pulang terusir oleh bangsa Indonsia);
• Mengko yen ana tahun Saka diwolak – walik padha, Indonesia bakal arep dikuasai putrane maneh (tahun 1881 S, yakni tahun 1949 M, dimana Belanda menyerahkan kembali kedaulatan R. I kepada R. I yang diwakili oleh Sri Sultan IX),

• Kajajah saumur jagung karo wong cebol kepalang (dijajah oleh pendudukan militer Jepang selama 3.5 tahun); Pitik tarung sak kandhang (dalam Pemerintahan Bung Karno terjadi belasan pemberontakan dan yang terakhir dan menyayat hati adalah peristiwa “G30S PKI”).
• Kodok ijo ongkang – ongkang (Dwifungsi ABRI yang disalah gunakan oleh kekuasaan).
Dan menjelang akhir milenia II tahun 2000 yang dinyatakan bahwa memasuki “Jaman Kala Sinela”, yakni jaman pengantara, antara “rezim Pak Harto, Orde Baru”, yang digambarlan sebagai “Satria Mukti Wibawa Kesampar Kesandung) hingga rezim transisional Pak SBY yang disimbulkan sebagai “Satria Boyong Pambukaning Gapura “. Rajanya (presiden) dari Negeri Ngatas Angin (Angin Mamiri = Sulawesi Selatan) atau “Nusasrenggi” (Jerman) karena BJ. Habibie konon juga memiliki kewarganegaraan ganda yakni Jerman).
Jaman “Kala Sinela”, selama 5 tahun telah diisi oleh pemimpin seselan yakni Habibie, Gus Dur & Megawati.
Bila merujuk pada jangka ini maka semestinya Presiden VII nanti adalah “Satria Pinandita Sinisihan wahyu”, namun dilihat dari para capres yang beredar kelihatannya belum ada yang memenuhi syarat sebagai sosok tersebut.
B. MITOS NOTONOGORO
Disamping itu berkembang pula ramalan lain tentang “NOTONOGORO” yang bisa jadi tadinya merupakan sebuah konsep ketata negaraan dengan ajaran “Hasta Brata” sebagaimana jaman Majapahit terdokumentasikan ke dalam kitab “Negara kertagama”. Namun oleh para pemerhati akhirnya dijadikan suatu ramalam. NOTONOGORO kemudian dianalogikan bahwa tiap – tiap suku kata adalah konon merupakan nama terakhir dari para presiden Republik Indonesia. Maka suku kata : “No” adalah Soekarno; ”TO” adalah Suharto dan setelah Habibie menjadi R. I. menjadi tidak sinkron adanya. Oleh sebab itu banyak yang mengkiasnya bahasa Jawanya “Habibie” adalah Tresno, sehingga dianggapnya soheh. Akan tetapi setelah itu Gus Dur yang naik dan digantikan Megawati, sehingga praktis dianggapnya NOTONOGORO tidaklah valid karena menjadi “NOTOBIDURGA”. Sungguh pun demikian guna membaca secara holistic ternyata dalam Jangka Jayabaya sendiri terdapat ramalan tentang “Kala Sinela” tersebut. Sehingga untuk sementara dengan naiknya Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004, suku kata “NO” berikutnya berkesepadanan. Oleh sebab itu masih tersisa dua suku kata lainnya yakni “GO & RO”. Bila mitos ini benar adanya, maka Mega merupakan satu – satunya capres yang memiliki nama akhir “GO” akan melenggang ke singgasana RI I. Sementara pendapat lain diantaranya Mas Permadi SH yang kini membelot ke Partai Gerindra sejak beberapa tahun lalu ngotot dengan asumsinya bahwa setelah “NOTONO” akan terjadi “GORO – GORO”, yang tak dapat dielakkannya, imbuhnya !.
Andai saja mitos NOTONOGORO itu benar, setiap suku kata merupakan akhir dari nama – nama Presiden Nusantara, setelah pada Pemilu 2014 nanti dimenangkan oleh capres yang namanya berakhiran “RO” apakah kembali ke patron NOTONOGORO lagi atau terjadi perubahan sistem Pemerintahan dari Republik ke Kerajaan ? nampaknya tak seorang pun tahu dan nampaknya referensi mngenai hal tersebut belum diketemukannya.
C. MITOLOGI PEMIMPIN NUSANTARA
Keadaan carut marut di Nusantara ini secara mitologi sebenarnya telah termuat dalam berbagai jangka baik Jangka Jayabaya, Jangka Sabdo Palon Noyo Genggong maupun dalam kitab Weda Nata Piningit serta Weda Tama Piningit dan lain sebagainya. Adanya mitos “Natanagara” (leadership Nusantara) ternyata banyak pula dikaitkan dengan Satria Nusantara diantaranya disebutkan bahwa sosok :
• Presiden I, Ir. Dr. Soekarno, disebut sebagai “Satria Kinunjara Murwa Kuncara”. Yakni sosok pemimpin Nusantara yang hidupnya senantiasa diabdikan sepenuhnya kepada rakyat sehingga penjara merupakan tempat tinggalnya. Bahkan ironisnya hingga akhir hayatnya masing pula dalam status tahanan politik di Wisma Yaso. Ironisnya lagi dipenjarakan oleh anak bangsanya sendiri yang beliau merdekakan itu. Sungguhpun demikian karena seluruh hidupnya diabdikan bagi rakyat & kemanusiaan maka nama besarnya senantiasa harum semerbak sepanjang masa. Sekalipun namanya didiskreditkan secara sistemik dengan strategi “Desoekarnoisasi” ternyata kebenaran itu dapat disalahkan namun selamanya tak dapat dikalahkan.
• Presiden II, HM. Soeharto, disebut sebagai “Satria Mukti Wibawa Kesampar – Kesandung”. Pak Harto selama memerintah yang masih didampingi oleh Bu Tien, betapa wibawanya hampir tak seorang pun berani melakukan tindakan makar dan atau tindakan korektif (kecuali RM. Sawito dan Kelompok Petisi 50) karena tembok dan dinding pun ibaratnya dapat mendengar apa yang dibicarakan. Ia satu – satunya pemimpin dunia yang berani memasuki jantung pertempuran saat perang saudara di Bosnia meletus. Sayang kewibawaannya, kesaktiannya, kebesarannya tidak dipersembahkan sebanyak – banyaknya kepada kepentingan kemanusiaan akibatnya saat menjelang akhir hayatnya ibarat tak seorang pun peduli, terinjak dan tersepak bahkan oleh STAR & PBB, Pak Harto ditasbihkan sebabagai “Pencuri Terkakap atas harta negara tingkat wahid Dunia mengungguli Presiden Marcos”. Dan saat pemakamannya menjadi bahan gunjingan seluruh deligasi internasional Konferensi Anti Korupsi Se dunia yang digelar di Bali.
• Presiden III, Prof. Dr. Ir. BJ. Habibie, disebut sebagai “Satria Jinumput Sumela Atur” (yang merupakan Pemimpin sinela, seselan, antara). Habibie adalah seorang Pemimpin Nusantara karena ia adalah Wakil Presiden saat Pak Harto lengser, ia diangkat, didudukkan, dijumputnya untuk menggantikan singgasana R. I. I. Sayang dia seorang tehnokrat didudukkan sebagai seorang birokrat – negarawan yang berceloteh tentang penghargaan atas HAM maka ia terjebak dalam intervensi Australia sehingga terpaksa digelarlah adanya referendum bagi warga Timor – Timur untuk memilih integrasi atau merdeka. Maka 78.5% memilih merdeka sehingga Timor – Timur yang diperjuangkan oleh Pak Harto mati – matian lenyaplah sudah. Sungguh seorang Negarawan yang tidak mendalami sejarah bangsa dan mengetahui dengan pasti wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Presiden IV, KH. Dr. Abdulrrahman Wahid (Gus Dur), disebut sebagai “Satria (wuto) Lelana Tapa Ngrame Ngideri Jagad. Gus Dur masih termasuk pemimpin seselan, pengantara. Dia adalah satu – satunya presiden di dunia yang menyandang ketidak sempurnaan fisik utamanya indranya. Tapi toh tidak mengurangi rasa simpati dan respek dari para negarawan dunia bahkan Gus Dur mampu memperdaya lawan – lawan bicaranya dengan joke – joke segarnya. Beliau seorang presiden yang paling produktif dan terbanyak dalam melaksanakan lawatannya ke luar negeri. Lawatannya demi menggalang kemajuan NKRI dan menghambat masuknya uang – uang asing yang akan digunakan tidak pada tempatnya (tapa ngrame). Gus Dur orang yang sangat berpengaruh sayang statemennya sering membuat orang terperangah & membingungkan bagi orang awam.
• Presiden V, Ibu Megawati Soekarnoputri, disebut sebagai ‘Satria Piningit Hamung Tuwuh. Beliau masih termasuk pemimpin seselan – pengantara. Ia disebut “Piningit”, karena tak seorangpun tahu bahwa kelak ia akan menjadi Presiden. Bahkan Pangdam Diponegoro, Letjen Soeyono sempat melecehkan dengan mengatakannya hanya sebagai “Ibu Rumah Tangga” saja. Kemudian makna “Hamung Tuwuh”, artinya sebagai putra biologis Bung Karno mampu menggantikan presiden Gus Dur namun ibarat tumbuh saja belum mengakar dan membuahkan hasil seperti yang diharapkan rakyat, kawula alit pengagumnya.
• Presiden VI, Susilo Bambang Yudhoyono, disebut sebagi “Satria Boyong Pambukaning Gapura”. Dengan adanya UUD 2002, Pemilu Presiden diadakan secara langsung meniru sistem negeri Paman Sam. Maka dengan Pilpres yang dua putaran itu dimenangkan oleh dirinya, ibaratnya ia diboyong oleh para pemilihnya untuk menduduki singgasana R. I. I. Kewajiban dia adalah sekedar membuka pintu gerbang saja. Ia letakkan KPK, MK dll. dan dasar – dasar perbaikan berbangsa & bernegara. Sayangnya tidak meneruskan idialisme Bung Karno sebaliknya ikut hanyut dalam derap & irama serta gelombang neo- liberalisme. Sebaliknya ajaran Bug Karno kini diterapkan di Benua Amerika Latin khususnya Negara Bolevia & Venezuela dengan “neososialisme” itu.
• Presiden y.a.d. “Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu”. Artinya paska SBY semestinya terdapat sosok pemimpin pembaharu yang mendapatkan wahyu TUHAN sehingga legitimasinya tak diragukan lagi ditambah kemampuannya, kompetensi, kapabilitas, loyalitas dan integritas nuraninya akan mampu mensejahterakan rakyat ? Ia sosok yang tegas, berwibawa yang mampu menfungsikan dirinya dengan ajaran “Hasta Brata” dan senjatanya “Trisula We(n)da”. Nah siapakah dia dan benarkah giliran satria pinandhita ini atau masih saja sebagai “Satria Boyong Pambukaning Gapura” yang terpaksa diperpanjang hingga muncul sosok tsb. ? Hanya Tuhanlah Yang Maha Tahu.
D. Tanda – tanda alam
Tanda-tanda alam sejatinya adalah bagian dari ayat – ayat Tuhan Seru Sekalian Alam atau “min aayaatillah” . Sebagai manusia yang menginjakkan kakinya di bumi dan beratapkan langit, tentunya kita harus melihat tanda-tanda mereka.
1. Dari Sisi Berbagai Moda Transportasi
• Tenggelamnya kapal motor “SENOPATI NUSANTARA” pada 30 Desember 2006, tengah malam yang mengangkut 628 penumpang, dalam perjalanannya dari Kumai – ke Tanjung Emas, Semarang. 235 orang selamat, 333 orang hilang dan 60 orang meninggal. Berdasarkan ijin trayek No. AT 551/229/17/133/06 dengan route Tanjung Perak – Sampit – Tanjung Emas – Kumai – Tanjung Perak – Tanjung Priok – Pontinak v.v. ternyata hanya melayari dari Kumai – ke Tanjung Emas.
• Selang dua hari, 1 Januari 2007 pesawat terbang “ADAM AIR” boing 737 – 400 dengan penerbangan KI 574 yang mengangkut penumpang 96 orang dan 6 crew, jatuh entah dimana. 102 jiwa menjadi korban yang hingga kini misterius karena tidak satupun jasad korban dapat diketemukan.
• Deraian air mata keluarga korban jatuhnya pesawat tersebut belum kering pada 21 Februari 2007 “ADAM AIR” boeing 737 KI 172 patah badannya saat landing di bandara Juanda, untungnya semua penumpang (148) dan awak pesawat selamat. Saat itu di Jakarta masih banyak pengungsi akibat Jakarta tenggelam bagai samudera raya. Dan beras harganya melangit banyak warga bangsa yang hanya mampu makan nasi aking. Wabah penyakit BDB, muntaber, liptospirosis menghantui Jakarta dan sekitarnya.
• KMP. LEVINA I, terbakar pada 22 Februari 2007 yang memakan korban setidaknya 50 orang. Ironisnya saat diadakan penyelidikan oleh Puslabfor Mabes Polri & tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada Minggu, 25 Februari 2007 pukul 13.30 kapal tiba – tiba tenggelam dan 4 orang menjadi korban termasuk kameramen SCTW, Muhammad Guntur.
• Kemudian pesawat GARUDA INDONESIA, GA 300 berpenumpang 133 orang pada 7 Maret 2007, terbakar di luar landasan Adi Sucipto. Setidaknya 34 orang orang meninggal menjadi korban.
2. Dari Sisi Sosial Kemasyarakatan
Berikutnya lambang Indonesia atau Nasional yang menyiratkan tenggelamnya lambang – lambang tersebut yang dimulai dengan terjadinya antara lain :
1. Peristiwa kebakaran Hotel Indonesia yang dalam tahap renovasi.
2. Peristiwa penyerbuan aparat kepolisian ke Kampus Universitas Nasional pada 24 Mei 2008, saat para mahasiswa melakukan demontrasi menentang kenaikan harga BBM yang barusan diumumkan oleh Pemerintah.
3. Peristiwa yang memilukan justru terjadi saat memperingati hari lahirnya “PANCASILA”, 1 Juni 2008 di saat elemen masyarakat yang tergabung dalam FKKBB (Forum Komunikasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) mengadakan pawai di Lapangan Monas, tiba – tiba diserang oleh anggota FPI dan Laskar Jihat Islam yang dikomandani oleh Munarman SH.
• Sebagai pelengkap suara alam, masih ada kejadian tenggelamnya KM. ACITA 03 dalam pelayarannya dari Pulau Tomea menuju Bau – Bau pada Kamis, 17 Oktober 2007 jam 2100 WITA tenggelam di periran Bau – Bau. Setidaknya 32 orang tewas dari total penumpang 180 orang.
Apa makna dari berbagai kejadian mega tragedi tersebut ? Bisa jadi tengara alam mengirimkan pesan khusus atas nasib bangsa dan negara NKRI ini yang sudah diambang kehancuran.
Marilah kita kaji dengan membuka cakrawala nurani kita dengan membuang jauh sikap arogansi & preyudise sehingga masing – masing pembaca akan dapat memetik hikmah tersendiri. Karena alam semesta raya dan berbagai kejadian di dunia ini adalah juga merupakan ayat – ayat Tuhan Seru Sekalian Alam.
“Bangsa Indonesia ini tak ada lagi keinginan untuk mempertahankan, melestarikan dan memberdayakan Negara Proklamasi yang telah diwariskan oleh Sang Proklamator Bung Karno/Bung Hatta dan para founding fathers serta para pejuang, pahlawan dan syuhada dengan tetap berpijak pada budaya – jati diri bangsa yang holistik yakni “religie, philoshopie & watenschap”.
E. PRAHARA ALAM DARI TAHUN KE TAHUN
Belum lagi berbagai hikmah adanya prahara & bencana alam yang bertubi – tubi, silih berganti menimpa negeri tercinta ini yang entah kapan berkesudahan. Mari kita resapi hikmah apa di balik semua peristiwa di bawah ini, yang terjadi seiring diberlakukannya UUD 2002 yang baru ? Di bawah rezim SBY/MJK yang lalu, antara lain :
• 26 Desember 2004, deklarasi SBY tentang program 100 harinya belum terlaksana telah terjadi maha prahara di NAD pada 26 Desember 2004, sehari setelah perayaan Hari Natal dengan tsunami yang meluluh lantakkan NAD dan berbagai tempat lainnya.
• 28 Maret 2005, dua hari setelah peringatan wafatnya Isa Almasih, gempa bumi dahsyat memporak perandakan Nias, lagi – lagi korban jiwa & harta tak dapat dielakkannya.
• 27 Mei 2006 2006, dua hari setelah peringatan Paskah Agung, Jawa Tengah dan DIJ dihancur luluhkan oleh gempa bumi dahsyat yang sungguh nyala wadi dengan ritmis alunan naga raksasa, bukan gerakan menyamping sebagaimana lazimnya. Dan selang dua hari luapan Lumpur panas Lapindo pun memuntahkan segala isi perut bumi yang hingga kini masih saja terus kurda dan tragisnya korban Lumpur pun menjadi bulan – bulanan yang tak tahu nasibnya lagi.
• 7 April 2007, sehari setelah peringatan Paskah Agung gempa bumi kembali menggoyang Manggarai Barat, juga angin puting beliung menyergap DIJ.
• 18 Mei 2007, sehari setelah kebangkitan Yesus Kristus, kejadian misterius yakni gelombang raksasa menyerbu sepanjang pantai NAD hingga NTB yang tanpa penyebab sama sekali dan anehnya penanda peringatan dini yang telah dipasang, sama sekali tidak berbunyi. Dan bila disimak kalender Saka Jawa, adalah 1 Jumadilawal 1940 persis setahunnya gempa bumi Jateng & DIJ yang kita namakan “Sijumlunga” secara harfiah singkatan dari siji Jumadilawal telu sanga (1 Jumadilawal 1939SJ). Aneh alam pun memeperingati kejadian setahun yang lalu. Secara filosofis, mungkin bermakna si jumbuhing lahir & batin, warangka manjing curiga – curiga manjing warangka, manuggaling kawula lan gustine atau mikrookosmos dengan makrokosmos, in sensu stricto – in sensu abstracto itu telah raib dari kehidupan kita sehari – hari.
Dan saat peringatan setahun penanggalan Masehi atas peristiwa tersebut, 27 Mei 2008, lagi – lagi saat Ketua Umum Muhammadiyah sedang berpidato, gempa Jogya kembali menggoyangnya. Ada apa gerangan ini ?
• Masih diulang lagi 26 Desember 2007, sehari paska peringatan Natal, Karang Anyar Jawa Tengah prahara tanah longsor dan masih diikuti oleh bedahnya tanggul Bengawan Solo sehingga beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk Ngawi dan Ponorogo bagai samudera raya. Semuanya telah menewaskan lebih dari 69 orang.
• Menjelang peringatan detik – detik Proklamasi 17 Agustus 2007, dini hari Ujung Kulon digoyang gempa dan pada 17 Agustus 2008 terjadi gempa di Wonosari dan malamnya terjadi gerhana bulan.
• 26 Desember 2008, sehari setelah Peringatan Natal, Gunung Semeru kembali memuntahkan debu.
• 27 Maret 2009, empat tahun persis peristiwa gempa dahsyat di Nias 28 Maret 2005 masih dalam peringatan wafatnya Isa Alamasih, tiba – tiba “Situ Gintung pun jebol” dan memakan korban jiwa setidaknya 100 orang belum lagi 70an yang belum diketemukannya. Harta benda & nyawa tak dapat terselamatkannya. Karena kejadiannya masih pagi buta.

3 comments:

  1. Bantu buat Kartu Kredit dan Kta BANK ANZ dan stancard 5-500 jt di manapun anda berada di seluruh pelosok nusantara dana instant tanpa jaminan 100% berkas aman cukup fc ktp.slip gaji/skp kartu kredit limit min 5 jt usia 1 th npwp dan cover tabungan . khusus karyawan gaji min 5 jt perbulan. proses maks 10 hari kerja.bunga 1.3%-1.89%. tenor sampai 5 tahun bila berminat hub chairul sarto utomo via sms telp 085229348635. 085712639751 fb chairul ichsan buana
    DANA TUNAI dan kartu kredit bank anz dan Stancard PENUHI SEGALA KEBUTUHAN ANDA , KARYAWAN ATAU OWNER BUAT NAMBAH MODAL USAHA,PERNIKAHAN,PENDIDIKAN,RENOVASI RUMAH DLL PROSES MUDAH,CEPAT MAKSIMAL 10 HARI KERJA DANA LANGSUNG DI TRANSFER KE REKENING ANDA DIMANAPUN ANDA BERADA DI SELURUH PELOSOK NUSANTARA
    Jl Gayamsari No 33 samping kawasaki motor Semarang

    MARKETING CHAIRUL SARTO UTOMO
    danaimpiankita.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Noto_nogoro
    Noto sukarno suharto
    _ habibie gusdur megawati (era tidak jelas)
    no yudhoyono, jokowi (nama kecilnya aslinya sebenarnya mulyono)
    Go dan ro belum terjadi.
    coba di check kebenarannya,...

    ReplyDelete
  3. Federasi Ceylon:
    Chyren Selin (dajjal) sebagai avatar Brahma. lautan bermuda.
    Rudra Chakrin (kalki avatar) avatar Vishnu. dari bawah gurun gobi.
    Sultan Herucakra (nabi isa) avatar Shiva. dari udara indonesia.
    Kekuatan terakhir: UFO-UFO Shambala dan jurus ke-9 Tapak Buddha

    Khilafah Babylon:
    Ratu Babylon mertua nabi isa Bu tini ‘avatar’ Allah/Durga. dari jawa. setelah mati lahir di arab.
    Guru ajaran Imam Mahdi, kelahirankembali dewa iblistua shukracharya.
    Jendral Pemuda Bani Tamim, kelahirankembali dewa ibliskecil malaikatjatuh lucifer kamajaya arjuna.
    Kekuatan terakhir: Yajuj dan Majuj dari bawah gurun arab dan Allah.

    Kronologi hidup Satria Pinandhita:
    1. Lahir di bumi mekkah (“bumi mekkah denna lair”)
    2. Berkraton di Yogyakarta (“akedaton ing tengah-tengahing bumi mataram”)
    3. Pindah kraton ke Lebak Cawene (“pindah ke lebak cawene”)
    4. Pindah kraton ke kraton kembar Ngawi-Jerusalem (“ing sikil lawu”)
    5. Kota Yogyakarta berubah jadi Colombo, Lebak Cawene jadi Moratuwa, dan Ngawi jadi Kandy.
    6. Penduduk Indonesia berkurang separuh, penduduk srilanka dipindahkan ke Indonesia.
    7. Seluruh Asia Tenggara berubah menjadi Kerajaan Israel Raya bernama Ceylon.
    8. Pergi ke India menewaskan Imam Mahdi Al Muntazar. Negara Babylon kalah.
    9. Diangkat orang arab sebagai Imam Mahdi At-Tamimi.
    10. Memerangi Gog dan Magog.
    11. UFO seluas dua kali eropa (Vaikuntha, New Jerusalem) turun di bumi.
    12. New Jerusalem diberangkatkan meninggalkan bumi.
    13. Jutaan tahun kemudian mati dan lahir kembali di bumi sebagai Metteya Buddha (“ratu adil iku buddha wekasan”).

    http://satriapinandhitasinisihanwahyu.blogspot.com/

    ReplyDelete