Saturday, January 23, 2010

Separuh Ayat Saja...............................

سبحان الذي أسرى بعبده ليا من المسج الحرام إلى المسجد الأقصى ,,,,,,,,,,,,,,,, ألآيه
Maha Suci Dzat yg telah menjalankan Hambanya dari masjidil Harom ke Msjidl Aqsho..........................
Perdebatan tentang Isro’ Mi,roj sudah di mulai sejak ketika pada siang harinya Rosulullah SAW menyampaikannya. Hal itu di sebabkan karena kisah itu sangat sulit di terima oleh Akal dan Nalar Manusia.
Sebagai seorang Muslim, mengimani Isro, adalah hal yg wajib karena kejelasan Alquran dalam penyebutannya. Namun demikian, perbedaan penalaran dalam hal Kayfiyyah Isro, itu masih belum menemukan titik temu. Bermacam pendekatan dalam penalarannya membuahkan berbagai perdebatan yg berkepanjangan. Timbullah pertanyaan2 Apakah Rosulullah SAW melakukan Isro, dg Sukma dan Raga sekaligus? Atau hanya menggunakan Sukma saja? Ataukah hanya sebuah mimpi?. Sampailah pada sebuah persepsi yg terahir kalinya dg mengatakan bhw ketika Isro, Tubuh Rosulullah SAW di ubah menjadi cahaya. (lihat buku Terpesona di Sidrotul Muntaha oleh Agus Mushthofa). Padahal, tak satupun keterangan dari Rosulullah SAW yg menyatakan hal itu, baik itu tersurat maupun tersirat, Shohih maupun Dlo,if. Bahkan hadist munkar sekalipun.
Allah SWT tidak menegaskan secara detail bagaimana Isro’ itu terjadi. Hanya saja pada awwal ayat di atas tersirat bhw Allah mengIsro,kan Rosulullah adalah dg jiwa , Raga dn Ruhnya sekaligus. Yaitu yg terdapat dalam kalimat "bi ‘abdihi", yg mana kalimat tersebut menunjukkan utuhnya sabagaimana seorang Hamba di sebut.
والعبد عبارة عن مجموع الروح والجسد
Imam Fakhruddin Al Rozy juga menyatakan dalam kitabnya Al Tafsiru Al Kbir, bhwa penggunaan kalimat ‘Abdihi dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa Rosulullah SAW Isro’ dg Raga dan Sukmanya sekaligus. Selanjutnya Al Rozy menyatakan Kalimat ‘Abdihi adalah ungkapan lain dari Manusia yg tidak lain adalah Muhammad SAW.
Adanya dua kalimat yg sama2 menunjukkan arti Malam pada ayat tersebut (LAILAN dan ASRO) mengesankan keluarbiasaan perjalanan Isro’ itu sendiri. Asro artinya menjakankan di malam hari, sedangkan Lailan juga berarti malam hari. Dan Lailan dg bentuk nakiroh yg dalam konteks bahasa Arab menunjukkan arti sedikit/sebentar. Kemudian Asro dg bentuk Fi,il madli, yg mana ini mengesankan arti bahwa perjalanan itu adalah murni di jalankan Oleh Allah sendiri. Dalam maksud tanpa ada ikut campurnya sebuah proses sebagaimana kebiasaan atau Sunnatullah yg berlaku. Wal hasil, Isro’ adalah perjalanan luar biasa Rosulullah SAW yg tidak bisa di nalar oleh otak siapapun maupun teknologi apapun, dg kata lain semua itu dalah MU’JIZAT.
Yg lebih istemewa dari itu adalah awwal Ayat yg sekaligus menjadi awwal Surat, yg di awwali dg kalimat ‘SUBHANA’. Kalimat ini terkenal dalam dialog Arab di gunakan atau menunjukkan hal2 yg luar biasa. Dan kalimat tersebut mempunyai dasar arti yg di tafsirkan para ulama tafsir
يمجد تعالى نفسه، ويعظم شأنه، لقدرته على ما لا يقدر عليه أحد سواه
Allah menyanjung DiriNya (bukan jasad) sendiri serta mengagungkan urusanNya terhadap keMaha KuasaNya atas apa yg tidak bisa di lakukan melainkan Dia Sendiri. Pendekatan sebuah peristiwa luar biasa dg sains teknologi memang terkadang membuat keasyikan tersendiri, tapi jiika ada kesan premise yg di paksakan dg meninggalkan Dalil2 dn Nash, tentu itu sangatlah membahayakan dasar ‘Aqidah bahwa Kekuasaan Allah tidak terbatas oleh dinding teori sains dan teknologi manapun. Allah melakukan apa saja yg di kehendakiNya, tidak ada teori ataupun kekuatan yg menghalangi.
Sengaja tulisan ini kami susun agar dasar Ilmu tauhid kita pada ahirny bemuara pada YUKMINUUNA BIL GHOIBI. Dan untuk selanjutnya semoga tidak ada lagi salah persepsi mengenahi ke absahan Teologi yg akan kita pelajari bersama. Yaitu kita memilih konsep yg lebih SALAF dr yg di katakan SALAF. Tanpa harus merebutkan dan menyebutkan kesalafan kita, kita sudah bermanhaj SALAF, dan itu tidak diragukan lagi dg alasan yg ilmiyyah!!! Dan otomatis Ahlussunnah wa al jama'ah pun tersemat di dada kita.

0 comments:

Post a Comment