Wednesday, October 5, 2011

Perdamaian Airlangga

Terkadang sejarah memang tidak pernah terkuak karena sebagian sastra sejarah di masa lampau selalu saja dihiasi oleh seorang jaguar di Javadwipa. Beberapa kali perang berkecamuk di tanah Jawa, selalu saja pemenang dari perang tersebutlah yang akan membuat suatu sejarah gemilang tentang kerajaannya dan cenderung mengganggap musnah sudah musuhnya.


Mengapa Airlangga menjadikan kerajaan Kahuripan membaginya menjadi dua bagian kerajaan yang akan dipimpin oleh puteranya sendiri?
Alasan yang logis untuk menjelaskan pertanyaan ini adalah Prabu Airlangga tahu betul tentang sebuah sejarah. Prabu Airlangga mempunyai wawasan yang luas tentang sebuah negara. Mpu Kanwa pun mendedikasikannya sebagai seorang Wisnu yang sedang mengendarai seekor Garuda. Prabu Airlangga menginginkan keturunannya hidup dalam kedamaian yang abadi seperti ketika seorang Garuda Wisnu Kencana memimpin negeri yang bernama Kahuripan.

Namun, sejarah berkata lain. Sebuah keberhasilan Prabu Jayabaya beserta para arek-areknya mengempur Jenggala maka Kahuripan pun kembali bersatu namun dengan sebuah nama negara yang berbeda, Sejarah ini ditulis sebagai keberhasilan Prabu Jayabaya memimpin Daha atau Kadiri. Sejarah hanya menyebutkan, "Inilah titisan Airlangga, dialah pemersatu kembali bumi Kahuripan".

Adakah yang tahu mengapa Prabu Jayabaya dengan segenap kesaktiannya berperang terhadap Jenggala, padahal Jenggala adalah saudara satu ayah dari Daha. Adakah faktor keirian terhadap saudaranya sehingga Prabu Jayabaya menggerakkan arek Kadiri membuat perhitungan dengan Daha?

Guru seunik apa pun menerangkan sejarah sekitar ini, namun yang aku dapat hanya sama halnya dengan ketika SMP. Meski disangkut-pautkan dengan yang namanya mistik atau entah apalah, cerita tentang mengapa Jayabaya tidak menepati janji kedamaian seperti yang diajarkan, dituturkan oleh Prabu Airlangga terus saja menjadi pertanyaan.

0 comments:

Post a Comment