Monday, March 15, 2010

UKHUWAH

Sudah menjadi fitrahnya manusia suka terhadap suatu persamaan untuk membina pertautan jiwa.

Dalam hadits nabawi disebutkan :al arwâhu junûdun mujannadah idza ittafaqot ta-aalafat wa idza ikhtalafat tanaafarat.

(Jiwa-jiwa itu bagaikan tentara. Bila sepaham maka akan semakin menyatu. Sebaliknya bila berselisih paham akan tercerai berai). Jadi, pertautan jiwa dimulai dari titik persamaan. Bukan dari perbedaan, sebab jika dimulai dari titik perbedaan maka tidak akan pernah bertemu.


Persamaan ini dimulai dari sebuah persamaan prinsipil. Yaitu, akidah yang benar. Kristalisasi persamaan prinsipil ini oleh Al Qur`an (QS.Al Hujurât:10) sampai dibahasakan sebagai ikatan persaudaraan (ikatan darah). Karenanya ukhuwah mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang mukmin di dunia niscaya Allah lapangkan kesulitannya di hari kiamat. Dan barang siapa yang memudahkan orang yang kesulitan niscaya Allah mudahkan di dunia dan akhirat.

Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim niscaya Allah tutupi aibnya di dunia dan akhirat.

Allah akan menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya. Barangsiapa menyusuri jalan menuntut ilmu niscaya Allah lapangkan baginya jalan ke surga.

Ada 5 keuntungan berukhuwah.

Pertama, kemudahan dan kelapangan urusan. Disamping merupakan janji Allah, juga merupakan konsekuensi sunnah Allah. Setiap kerja kelompok, akan ada pembagian tugas dan penyaluran potensi yang pas, merata dan terarah.

Kedua, ketenangan. Hal ini merupakan dampak selanjutnya karena perjuangan yang ditempuh seseorang merupakan perjuangan bersama. Maka seorang pejuang dan da’i tak pernah merasa sendiri.

Ketiga, turunnya rahmat Allah. Ini merupakan kelebihan sipiritual sebelum taufik-Nya berupa kesuksesan dan berbagai keberhasilan riil yang terlihat.

Keempat, dikelilingi malaikatnya. Ini akan menjauhkan seseorang dari tergelincir pada kesesatan. Karena keberanian syaithan terlihat dalam diri seorang yang menyendiri. Kebersamaan di jalan Allah ini disukai malaikat-Nya.

Kelima, Allah menyebutnya diantara orang-orang dekatnya (penduduk langit). Merupakan kehormatan bagi seorang mukmin yang menjalin persaudaraan dengan mukmin lainnya serta bersama menegakkan kalimat-Nya. Ia akan disebut dan dicintai Allah kemudian dikenalkan dan dicintai oleh seluruh penduduk langit. Ada satu titik rawan yang bisa merusak ukhuwah ini yaitu perbedaan. Setiap perbedaan berpotensi untuk merusak dan memudarkan jalinan ukhuwah. Dalam mensikapi perbedaan, gunakan dua hal.

Pertama, sebagaimana pernah dikemukakan Fudhail bin`Iyâdh (seorang tokoh sufi yg masyhur),

"Barang siapa yang mencari sahabat tanpa cacat, akan tetap tanpa sahabat selamanya".

Kedua, senantiasalah berbaik sangka terhadap saudara dan Sahabat, karena ini adalah tingkatan terendah berukhuwah. Mari eratkan jalinan ukhuwah

0 comments:

Post a Comment